Selasa, 22 Februari 2011

FAkta-Fakta Tentang Ahli Strategi dalam Kisah Tiga Negara

Dari beberapa ahli strategi yang sudah disebutkan hampir semua mati dikarenakan sakit. sebagai contoh Zhuge Liang yang tewas karena sakit saat Ekspedisi Utara. selain itu juga ada Zhou yu yang juga tewas dalam perjalanan karena sakit.  dimana keduanya adalah ahli strategi besar di dalam negaranya masing-masing. jadi kebanyakan ahli strategi hebat tewas dikarenakan sakit.

Ma Chao

Ma Chao (Hanzi:馬超),bernama lengkap Ma Mengqi (馬孟起), putra tertua dari Ma Teng, seorang jendral pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong, Ma Chao juga dikenal sebagai anggota dari Lima Panglima Harimau dari negeri Shu Han.

Biografi Sejarah

Ma Chao (Mengqi) adalah orang asli Fufeng dari Maoling. Ayahnya (Ma Teng) rekan dari Bian Zhang dan Han Sui di daerah Xizhou pada akhir masa pemerintahan Han Ling Di.
Pada tahun ketiga ChuPing (192 M), Han Sui dan Ma Teng membawa pengikutnya dalam kunjungan resmi ke Chang An. Kekaisaran Han mengangkat Han Sui sebagai Zhen Xi Jiangjun (Jendral yang Mempertahankan Wilayah Barat), ditempatkan di Jing Cheng. Ma Teng diangkat sebagai Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan ditempatkan di Tun Mei.
Selanjutnya, Ma Teng menyerang Chang An, tetapi ia gagal dan mundur ke propinsi Liang. Zhong Yao yang menjaga Guanzhong mengirim surat kepada Han Sui dan Ma Teng menawarkan bantuan. Ma Chao dikirim Ma Teng untuk membantu Zhong Yao melawan Guo Yan dan Gao Gan di Ping Yang. Dalam pertempuran tersebut, Pang De, anak buah Ma Chao berhasil membunuh Guo Yuan. Ma Teng, yang kemudian berselisih dengan Han Sui, mengirim petisi untuk ditempatkan di ibukota. Ma Teng dianugerahi gelar Weiwei (Komandan Penjaga Istana), sedangkan Ma Chao digelari Bian Jiangjun (Letnan Jendral) serta Marquis Duting.
Ma Chao mengumpulkan pasukan bersama Han Sui, Yang Qiu, Li Kan dan Cheng Yi untuk menyerang gerbang Tong. Di tengah medan tempur, Cao Cao bertemu Han Sui dan Ma Chao untuk berunding daripada berperang. Ma Chao ingin menunjukkan keperkasaannya dengan merencanakan menangkap Cao Cao secara mendadak. Hanya tatapan tajam Xu Chu sebagai pengawal pribadi Cao Cao yang mengurungkan niat Ma Chao. Selanjutnya Cao Cao menggunakan strategi Jia Xu untuk menciptakan perselisihan antara Ma Chao dan Han Sui yang mengakibatkan persekutuan mereka terpecah.
Patung Ma Chao
Ma Chao melarikan diri dari pengejaran Cao Cao sampai ke An Ding. Yang Fu menyatakan bahwa Cao Cao pernah berkomentar "Ma Chao memiliki keberanian seperti Lu Bu dan Han Xin, dan juga kesungguhan hati bangsa Qiang dan Hun. Jika dia kembali dengan pasukan pada saat pertahanan kita lemah, semua pangkalan tentara di Long Shang akan jatuh ke tangan Ma Chao." Komentar tersebut menjadi kenyataan. Walaupun Long Shang telah memperkuat pertahanan, Ma Chao mampu membunuh gubernur provinsi Liang, Wei Kang dan menjadikan kota Yi sebagai pangkalannya.
Ma Chao menggelari dirinya Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan menjadi gubernur provinsi Bing dan mengatur urusan militer di provinsi Liang. Mantan anak buah Wei Kang seperti Yang Fu, Jiang Yi, Liang Kuan dan Zhao Qu bersekutu untuk mengalahkan Ma Chao. Yang Fu dan Jiang Yi mendekati pasukan Ma Chao dari kota Lu saat Ma Chao berusaha menyerang mereka tetapi menemui kegagalan. Di saat yang bersamaan, Liang Kuan dan Zhao Qu menutup pintu kota Yi, menghalangi Ma Chao untuk kembali. Ma Chao terpaksa mengungsi ke Hanzhong, tempat Zhang Lu berkuasa. Zhang Lu tidak memiliki kemampuan untuk membantu rencana Ma Chao untuk merebut kembali kota Yi. Ketika mendengar Liu Bei telah mengurung Liu Zhang di kota Chengdu, ia menulis surat yang menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan tentara Liu Bei.
Liu Bei mengirim beberapa pengikut untuk meminta Ma Chao agar segera bergabung dalam pengepungan Chengdu. Setibanya Ma Chao di luar kota Cheng Du, seluruh kota menjadi panik dan tak lama kemudian Liu Zhang menyerah. Ma Chao diangkat menjadi Ping Xi Jiangjun (Jendral yang Menentramkan Wilayah Barat) dan ditempatkan di daerah sekitar Ju. Ketika Liu Bei menjadi pangeran Hanzhong, dia memberi Ma Chao gelar semu Zuo Jiangjun (Jendral Pasukan Kiri). Pada tahun pertama Zhangwu (221 M), Ma Chao diangkat menjadi Biao Qi Jiangjun (Jendral Kavaleri yang Tangkas), gubernur provinsi Liang, serta Marquis Xi Liang.
Pidato Liu Bei mengatakan "Saya bukan seorang yang bijak dan baik, hanya mewarisi kehormatan dari nenek moyang saya. Cao Cao dan putra-putranya akan diingat dan disegani atas dosa dan kejahatan mereka sampai ke seluruh Tiongkok bahkan oleh bangsa Di dan Qiang. Anda (Ma Chao) adalah junjungan bangsa Utara dan keberanian Anda kekal dikenang di sana, bahkan mereka bersedia bertempur bersama Anda melalui jarak ribuan mil untuk melawan kejahatan. Anda diharapkan untuk mempersatukan mereka ke dalam budaya bangsa Han dan berlaku adil dalam memberikan balas jasa dan hukuman yang sepantasnya."
Pada tahun kedua, Ma Chao meninggal pada usia 47 tahun. Sebelum wafatnya, dia mengajukan permohonan, isinya: "Hamba pernah memiliki dua ratus orang di seluruh keluarga hamba, tetapi hampir semuanya dibunuh oleh Meng De (Cao Cao), kecuali adik sepupu saya, Ma Dai. Dia satu-satunya yang tersisa untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, maka dari hati yang terdalam, hamba menitipkannya kepada Yang Mulia (Liu Bei) dan tak ada penyesalan dalam diri hamba." Ma Chao mendapat gelar anumerta Marquis Yue Wei dan putranya, Ma Cheng menggantikannya. Ma Dai diangkat menjadi Ping Bei Jiangjun {Jendral yang Menentramkan Wilayah Utara} dan digelari Marquis Chen Cang. Putri Ma Chao dinikahkan dengan Pangeran Anping, Liu Li.

Huang Zhong

Huang Zhong (Hanzi:黃忠),bernama lengkap Huang Hansheng (黃漢升), seorang jendral dari Zaman Tiga Negara. Huang Zhong adalah salah satu dari Lima Jenderal Macan Shu Han

Biografi sejarah

Huang Zhong adalah penduduk asli Nanyang. Ia ditunjuk oleh penguasa Jingzhou, Liu Biao sebagai Zhonglang Jiang dan menjaga provinsi Changsha dengan keponakan Liu Biao, Liu Pan. Ketika Cao Cao menyerang Jingzhou, Huang pura-pura bersekutu dengannya. Huang diangkat sebagai Shan Jiangjun (Wakil Jendral) dan tetap bertugas di bawah pimpinan gubernur Changsha,Han Xuan.
Ketika Liu Bei berhasil menyatukan beberapa provinsi di Selatan, Huang bergabung dengannya. Ia ikut serta dalam penaklukan negeri Shu. Sejak ditugaskan di Jiameng dan perang melawan Liu Zhang, Huang selalu menjadi yang pertama dalam melakukan penyerangan terhadap musuh, dan jasa-jasanya dikenang oleh seluruh pasukan. Setelah penaklukan Yizhou, Huang diangkat menjadi Taolu Jiangjun (Jendral yang Menumpas Pemberontak).

Lukisan Huang Zhong di zaman Dinasti Qing
Di gunung Dingjun, Huang bertarung melawan pasukan Xiahou Yuan. Saat itu pasukan Xiahou Yuan merupakan pasukan elite yang sangat terlatih, sehingga Huang berkesimpulan bahwa pasukan tersebut mudah diprovokasi. Selanjutnya ia memerintahkan pasukannya untuk memancing pengejaran pasukan lawan sampai ke lembah. Di tengah bisingnya suara tambur perang dan sorak sorai, pasukan Huang Zhong membunuh Xiahou Yuan dalam pertempuran pertama sehingga pasukan Xiahou tercerai berai. Dari kemenangan tersebut, Huang diangkat menjadi Zhenxi Jiangjun (Jendral yang Menaklukkan Wilayah Barat).
Ketika Liu Bei menjadi pangeran Hanzhong, Huang diangkat menjadi Hou Jiangjun (Jendral Pasukan Belakang). Kata Zhuge Liang kepada Liu Bei, "Dahulu. ketenaran Huang Zhong jauh di bawah Ma Chao dan Guan Yu. Tetapi setelah pertempuran ini, dia bisa dianggap setara dengan mereka. Ma Chao dan Zhang Fei menyaksikan sendiri buktinya sehingga mereka seharusnya setuju. Akan tetapi, Guan Yu tidak bersama kita saat ini, dan jika ia mendengarnya, dia tidak akan senang." Jawab Liu Bei, "Aku akan menjelaskannya secara pribadi." Maka Huang disejajarkan dengan Guan Yu dan yang lainnya, serta dianugerahi gelar Marquis GuanNei. Pada tahun berikutnya, Huang Zhong meninggal dunia dan digelari Marquis Gang. Huang Zhong memiliki putra bernama Huang Xu tetapi ia meninggal dalam usia muda.

Zhao Yun

Zhao Yun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Zhao Yun (Hanzi: 趙雲) (168 - 229) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Ia terakhir mengabdi pada negara Shu Han. Ia lahir di Zhending (sekarang kabupaten Zhengding, provinsi Hebei). Zhao Yun bernama lengkap Zhao Zilong.
Pertama mengabdi kepada Gongsun Zan, ia kemudian tidak menyerah kepada Yuan Shao yang menaklukkan Gongsun Zan. Setelah itu, ia bertemu Liu Bei dan memutuskan untuk mengabdi kepadanya. Setelah Liu Bei wafat ia menjaga Liu Chan Sampai akhir hayat.

Zhao Yun dalam novel Kisah Tiga Negara

Zhao Yun (168-229), bernama lengkap Zhao Zilong, yang berarti anak naga, lahir di Zhending, propinsi Chang shan (sekarang Hebei, China bagian utara). Zhao Yun dikenal sebagai satu diantara Lima Jendral Harimau yang mengabdi kepada Liu Bei.
Zhao Yun awalnya menjadi jendral dari Gongsun Zan yang berkuasa di daerah tersebut sekitar akhir tahun 191 M. Ia mengawali kariernya sebagai komandan grup kecil relawan desa. Pada tahun 192 M, ia ditempatkan dibawah komando Liu Bei sebagai komandan pasukan kavaleri, yang waktu itu masih menjadi mayor di bawah pemerintahan Gongsun Zan.
Zhao Yun pergi meninggalkan Gongsun Zan dan Liu Bei sementara waktu, untuk menghadiri pemakaman kakak laki-lakinya. Ia kembali bergabung dengan Liu Bei pada tahun 200 M. Hubungan Zhao Yun dan Liu Bei begitu baik, sehingga menurut cerita rakyat, mereka pernah tidur di tempat tidur yang sama, pada saat darurat di kota Ye. Zhao Yun juga dipercaya untuk merekrut orang secara diam-diam untuk memperkuat pasukan Liu Bei. Sejak itulah, Zhao Yun menjadi pengikut setia Liu Bei.
Setelah Gongsun Zan wafat, Zhao Yun tetap mengabdi pada Liu Bei karena ia melihat kebaikan Liu Bei yang begitu mendalam.
Sewaktu pertempuran di Chang Ban (sekarang, dekat kota Yichang, Propinsi Hebei), pada tahun 208 M, Zhao Yun diutus untuk menyelamatkan istri dan anak Liu Bei, Liu Chan yang masih bayi. Ketika Zhao Yun sampai di sana, istri Liu Bei tidak mau membebani Zhao Yun, karena jalan kembalinya sangat berbahaya. Maka Zhao Yun membawa sendiri anak Liu Bei dengan mengendarai kudanya, dan menerobos kepungan pasukan Cao Cao yang jumlahnya sangat banyak, dengan berani Zhao Yun mempertaruhkan nyawanya selama perjalanan kembali dengan menembus dan mengalahkan banyak pasukan Cao Cao dengan seorang diri.
Zhao Yun dikenal sebagai jendral Yijun, setelah Liu Bei menguasai Cheng Du. Pada saat Liu Chan dinobatkan menjadi kaisar Shu pada tahun 223 M, Zhao Yun menerima gelar "Jendral yang menahlukkan Daerah Selatan", dan dinobatkan sebagai Marquis Yongchangting. Kemudian dia dipromosikan menjadi "Jendral yang memelihara Perdamaian di Timur".
Tahun 227 M, Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu, ditemani Zhuge Liang melakukan ekspedisi utara pertama menuju Hanzhong. Pada musim semi berikutnya, Zhao diperintahkan untuk memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh terhadap pasukan inti Liu Bei, yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei yang dipimpin oleh jendral Cao Zhen yang terkenal. Setelah berhasil menahan gempuran serangan pasukan Wei, Zhao Yun menarik pasukannya secara teratur. Ia dikaruniai gelar "jendral yang memelihara Perdamaian Dalam Armada".
Sekitar tahun 229 M, Zhao Yun wafat di Hanzhong. Kematiannya ditangisi oleh banyak pasukan dan perwira Shu. Ia menerima anugrah anumerta Marquis Shunping dari Liu Chan pada tahun 261 M.
Zhao Yun mempunyai dua orang anak laki-laki, Zhao Tong dan Zhao Guang. Zhao Guang menjadi bawahan jendral Jiang Wei, dan gugur di medan pertempuran di Ta Zhong.